Gunung Putri, Bogorupdate.com
Sejumlah anggota legislatif dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memberikan bantuan satu unit Closed Circuit Television (CCTV) kepada Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C).
Hal ini, guna mendukung operasional pemantauan Tinggi Muka Air (TMA) sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Cileungsi, sub DAS Cikeas dan sub DAS Kali Bekasi.
Ketua KP2C Pusat, Puarman menuturkan, bantuan itu sudah diserahkan beberapa waktu sebelumnya. Namun karena terkendala pandemi Covid-19, acara serimonial serah terima bantuan menurut rencana baru akan dilakukan pada Minggu (23/01/2022), di Dermaga 6 Kuliner Keluarga, Vila Nusa Indah 3, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Jawa Barat.
Menurut dia, perangkat CCTV tersebut telah ditempatkan di Pos Pantau KP2C di Cibinong. Persisnya, berada di jembatan Ciriung, Cibinong, Kabupaten Bogor.
“CCTV ini sangat bermanfaat untuk memperpanjang waktu peringatan dini terhadap TMA yang tadinya tiga jam menjadi delapan jam. Sehingga, masyarakat punya waktu panjang untuk melakukan persiapan dalam menghadapi banjir bandang diwilayahnya tersebut,” ujar Puarman kepada Bogorupdate.com, Sabtu (22/1/22).
Ia menjelaskan, bantuan tersebut berasal dari anggota DPRD Kabupaten Bogor fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yakni Achmad Fathoni, anggota DPRD Jawa Barat, Mochamad Ichsan; dan anggota DPR-RI, Fahmi Alaydroes.
“Ketiga anggota legislatif (Aleg) itu berasal dari Fraksi PKS,” ungkapnya.
Sementara itu, kepada Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Fian Riansyah menambahkan, pemilihan dermaga 6 sebagai lokasi acara, lebih untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang keberadaan destinasi wisata kuliner tersebut.
Sekaligus, katanya, juga untuk menunjukkan begitu kuat komitmen pemerintah desa dalam mendukung dan mendorong pengembangan sektor wisata berbasis masyarakat dan kearifan lokal.
“Dermaga 6 adalah destinasi wisata kuliner. Tepatnya berlokasi di perumahan Vila Nusa Indah 3. Destinasi ini dibangun di area tepi kali Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,” paparnya.
Menurutnya, bangunan fisik destinasi ini sepenuhnya dibangun dari hasil swadaya warga setempat. Lokasi yang tadinya dipenuhi semak dan terkesan terabaikan, oleh warga RW 36 “disulap” menjadi area kuliner.
“Dengan semangat kewirausahaan sekaligus memberdayakan ekonomi warga perumahan di sekeliling area destinasi tersebut, Dermaga 6 dibangun dengan konsep bisnis model ‘cloud kitchen’,” jelasnya.
Lebih lanjut ia memaparkan, untuk konsep cloud kitchen sendiri merupakan cara menjual makanan tanpa adanya dapur di tempat makan. Semua makanan dan minuman disiapkan oleh warga atau disebut sebagai ‘Tenant’ di dapur rumah masing-masing warga.
“Selanjutnya makanan pesanan diantar untuk dinikmati wisatawan di area makan Dermaga 6,” tandasnya.