Sukamakmur, BogorUpdate.com – Ratusan Kepala Keluarga (KK) di Desa Sukamulya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor keluhkan adanya aktivitas tambang batu karena menyebabkan mata air bersih yang digunakan warga sehari-hari menjadi keruh dan kotor.
Mata air taman batu nantung yang terletak di Kampung Cikeruh, RT 03 RW 01, Desa Sukamulya ini menjadi sumber mata air bersih bagi ratusan warga yang berada di beberapa RW dan RT di Desa Sukamulya.
Akibat dari aktivitas tambang batu yang diketahui milik Parlin ini, warga merasa dirugikan karena tidak bisa menikmati air bersih.
Menurut Ketua RW 01, Tomi menjelaskan, warga Kampung Cikeruh yang berada di beberapa RT dan RW ini banyak yang mengeluh, karena air yang mengalir kerumah nya menjadi keruh dan kotor, serta tidak bisa digunakan untuk masak. Ini disebabkan karena adanya penambangan batu dekat sumber mata air yang sehari-hari digunakan oleh warga.
“Kemungkinan dampak dari penambangan batu mas Parlin itu yang menyebabkan sumber mata air di taman batu nangtung menjadi keruh dan kotor. Ratusan kepala keluarga jadi terdampak, karena air dirumahnya tidak bisa digunakan untuk masak,” ucap Tomi saat dikonfirmasi melalui sambungan WhatsApp, Jumat (20/6/25).
Karena sudah sangat merugikan, warga meminta kepada instansi terkait agar aktifitas penambangan batu itu dihentikan.
“Dengan kejadian ini warga meminta penambangan batu yang berada disekitaran mata air tersebut segera dihentikan, dan bertanggung jawab karena sudah merusak alam, yang menyebabkan mata air disini menjadi keruh, yang merugikan masyarakat,” sambungnya.
Dia juga mengaku, dengan adanya keluhan dari masyarakat ini langsung mendatangi pihak pengelola untuk menghentikan aktifitas penambangan batu tersebut dan bertanggungjawab, karna sudah menimbulkan dampak pada sumber mata air yang dimanfaatkan oleh warga sehari-hari.
“Keluhan warga saya tindaklanjuti dengan mendatangi mas Parlin sebagai pengelolanya. Saya meminta aktivitas penambangan batu yang tidak jauh dari sumber mata air dihentikan, karena sudah merusak, air yang tadinya bersih dan jernih ini, sekarang menjadi keruh dan kotor. Alhamdulillah respon dia baik, rencananya bertanggungjawab,” ungkapnya.
Sementara warga sekitar meminta agar ada tindakan dan yang belum terjadi harus di antisipasi.
“kalau nunggu terjadi dulu mah atuh bahasana geus lapar karek macul (udah lapar baru macul). Hayu lah siap pusing barudak rek wudu ge mani ampir teu jaradi solat ge arembungeun wudhuna pedah cai na kiruh,” pungkasnya. (Gus)