Scroll untuk baca artikel
Bogor RayaPeristiwa

Dua Kecamatan Dikepung Banjir

×

Dua Kecamatan Dikepung Banjir

Sebarkan artikel ini

Kota Bogor, BogorUpdate.com
Hujan deras yang melanda wilayah Kota Bogor pada Sabtu (24/10/20) sore, mengakibatkan ratusan kepala keluarga (KK) di wilayah kelurahan Tanah Baru dan Cibuluh Kecamatan Bogor Utara dilanda banjir.

Jamal warga RT 2 RW 4 Kelurahan Cibuluh mengatakan, diwilayah tempat tingalnya hujan deras mulai turun sekitar Pukul 17.30 WIB. Dan usai magrib air meluap kepemukiman warga hingga Pukul 12.00 dini hari.

“Air itu, mulai masuk rumah sekitar abis magrib, di rumah saya sekitar 50 centimeter, kalau yang didekat danau ketinggiannya satu meter lebih,” kata Jamal sambil membersihkan lumpur sisa banjir dirumahnya, Minggu (25/10/20) siang.

Diakui Jamal, kolam retensi yang dibangun pemerintah dan digadang-gadang sebagai solusi banjir itu ternyata salah, karena justru setelah kolam dibangun kolam retensi, banjir yang biasa dialaminya malah semakin parah.

“Kolam retensi itu bukan solusi, tapi justru menjadi petaka bagi kami,” ucapnya.

Terjadinya banjir semakin parah itu lanjut Jamal, karena lokasi kali dan pemukiman lebih rendah dari danau yang dibangun pemeintah dua tahun lalu dan menghabiskan duit rakyat miliaran rupiah itu.

“Sebelum ada danau, banjir gak pernah separah ini, air masuk ke rumah warga paling tinggi semata kaki, tapi sekarang sangat parah, banjir bisa semeter lebih,” ungkapnya.

Sementara ditempat berbeda, Jay warga RT 1, RW 5 Kelurahan Tanah Baru yang lokasinya satu aliran Kali Cibuluh, mulai terendam bajir sekitar Pukul 20.00 WIB.

“Banjir disini akibat terjadi penyumbatan air yang seharusnya masuk ke kolam retensi. Air dari Ciluar mentok di jembatan dan balik lagi ke sini. Disini di RT 1,3,4 dan 5 ada sekitar 100 rumah yang terendam,” jelasnya.

Dikonfirmasi Camat Bogor Utara, Marse Hendra Saputra mengaku, pihaknya dan jajaran terus berjibaku mengatasi warga yang terkena banjir. Diakuinya di Ci Luar ada sekitar 450 KK dan di Cibuluh ada sekitar 60 KK yang terkena banjir.

“Karena ini banjir lintasan jadi tidak lama dan secara umum rumah warga tetap bisa dihuni, hanya memang warga harus membersihkannya,” kata Marse saat dikonfirmasi melalui aplikasi WhatsAppnya.

Menyikapi kejadian tersebut, pihaknya terus berkoordinasi, agar kedepan pintu air Ciluwar supaya dibuka sehingga air terbagi yang nantinya masuk ke wilayah Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor.

Selain itu dia mengaku, akan menyurati Dinas PUPR, supaya dibangunkan tembok penahan air. “Hasil survei ada sekitar enam titik, saya akan surati Dinas PUPR supaya dibangunkan tembok penahan air,” jelas dia

Bahkan, dirinya akan memanggil beberapa kelurahaan, yang wilayahnya dilalui kali, pemanggilan tersebut supaya para lurah mendata sejumlah bangunan yang berada dipinggir kali.

“Ini baru praduga, dari hasil pemantauan kami ada sekitar 60 bangunan yang memang dibangun dipinggir kali, jadi tidak jelas alas haknya, yang sebenarnya tidak boleh membangun apalagi digubakan untuk tempat tinggal,” jelasnya.

Untuk bangunan-bangunan liar yang berada dibibir kali lanjut dia, nantinya menjadi keputusan Pemerintah Kota (Pemko) apakah nanti dibongkar atau direlokasi. “Yang pasti saya akan tindak lanjuti dengan mengirimkan surat laporan ke pak wali dan bu sekda,” tandasnya.

Selain itu banjir juga terjadi di permukiman Griya Cimanggu Indah, Kedung Badak, Tanah Sareal, Banjir tersebit disebabkan longsor yang menutup saluran drainase.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor juga melakukan evakuasi warga di 17 rumah yang terdampak dengan perahu karet. Sementara Dinas Sosial Kota Bogor pun menurunkan bantuan berupa natura bagi warga terdampak.

Hingga berita ini diturunkan, petugas gabungan masih berusaha melakukan penanganan secara maksimal dengan pompa apung.

Bima Arya yang memantau langsung ke lokasi banjir mengatakan, ada 17 rumah yang terdampak. Sebagian sudah dievakuasi oleh petugas, Bima memastikan penanganan berjalan cepat dan memudahkan berkoordinasi.

Kejadian tersebut, menjadi perhatian serius Anggota DPRD dari Fraksi PPP Akhmad Saepul Bakhri. Dia bersama tim relawan sadulur salembur langsung terjun ke lokasi untuk membantu warga dan memberikan bantuan sembako.

Menyikapi hal itu, ASB sapaan akrabnya mengatakan, pembangunan kolam retensi merupakan bangunan yang perencanaanya kurang matang, sehingga menjadi penyebab utama terjadinya banjir.

“Setiap pembangunan harus melalui perencanaan yang matang, sehingga fungsi atau manfaat bangunan itu menjadi solusi, buka sebaliknya. Kalau kolam retensi ini malah menjadi petaka bagi warga,” ungkapnya.

 

 

 

 

(As/Bing)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *