Scroll untuk baca artikel
Bogor RayaHomeNewsOlahraga

Idealnya Kembali ke Dinas Teknis

×

Idealnya Kembali ke Dinas Teknis

Sebarkan artikel ini

Ilustrasi kopi pait. (Ist)

Kopi Pait
Oleh : Asep Syahmid

Opini, BogorUpdate.com – Prestasi olahraga satu daerah atau negara tidak hanya tergantung dari kualitas talenta-talenta olahraga yang dibarengi dengan program pembinaan yang berkelanjutan, terprogram dan sistematis.

Faktor infrastruktur atau prasarana olahraga juga menjadi salah satu penopang kelancaran program latihan dan pembinaan yang dilakukan semua cabang olahraga yang ada pada induk olahraga masing-masing daerah, hingga melahirkan atlet atlet berprestasi nasional dan internasional.

Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) merupakan SKPD yang punya leading sector kepemudaan dan olahraga di masing-masing daerah.

Dispora harusnya fokus pada peningkatan kualitas SDM Kepemudaan dan prestasi bidang keolahragaan. SKPD ini idealnya, tidak dibebani dengan hal-hal yang berkaitan dengan program pembangunan Infrastruktur olahraga seperti, venue-venue tiap cabor.

Infrastruktur keolahragaan bisa berupa bangunan, fasilitas, atau tempat yang digunakan untuk kegiatan olahraga, seperti stadion, lapangan, kolam renang, pusat kebugaran, dan area latihan.

Program dan anggaran pembangunan Infrastruktur Keolahragaan harusnya masuk atau berada di Dinas Teknis

Dinas Teknis merupakan salah satu SKPD yang punya area kewenangan atau tupoksi melaksanakan tugas-tugas teknis tertentu yang tidak dapat diampu oleh sekretariat daerah atau dinas daerah.

Dinas Teknis biasanya menangani hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur, pengelolaan lingkungan bahkan pada pengembangan industri.

Beberapa waktu lalu atau tepatnya 17 Maret 2025, Presiden RI, Prabowo Subianto meresmikan 17 Stadion di Indonesia yang berstandar FIFA.

Semua proses pelaksanaan pembangunan 17 Stadion berstandar FIFA itu dilakukan oleh Kementerian PUPR dan tidak ditangani oleh Kemenpora.

Harusnya, hal ini menjadi salah satu contoh atau rujukan bagi semua daerah baik tingkat Propinsi ataupun Pemkab dan Pemkot di Indonesia, ketika akan membangun Infrastruktur olahraga harus dibawah kendali dinas teknis terkait seperti Kementerian PUPR.

Pemkab Bogor yang saat ini dipimpin oleh Rudy Susmanto selaku Bupati Bogor, pada tahun 2026 mendatang akan membangun beberapa venue baru di area Pakansari.

Kalau boleh usul dan saran, lebih baik pembangunan venue-venue baru di Pakansari itu diserahkan kepada Dinas Teknis hingga Dispora bisa fokus pada peningkatan Kreatvitas Kepemudaan dan peningkatan prestasi keolahragaan. Ketika pekerjaan-pekerjaan Infrastruktur keolahragaan ditangani oleh Dinas Teknis, maka Dispora jangan berkecil hati.

Justru Dispora harus lebih fokus pada bidang Kepemudaan dan Keolahragaan yang terdiri dari olahraga prestasi, olahraga masyarakat dan olahraga tradisional.

Para pejabat di Dispora harus lebih inovatif dalam membuat program-program yang berkaitan dengan program peningkatan SDM kepemudaan dan Keolahragaan.

Selain itu, Dispora jangan terjebak pada program atau kegiatan yang sifatnya COPY PASTE tanpa ada terobosan baru.

Dispora harus memperbanyak terobosan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM para pelatih, wasit dan juri dari semua cabor dengan cara mengirimkan atau menggelar lisensi sendiri.

Dispora juga harus bisa memberikan argumen-argumen yang meyakinkan pimpinan dalam usulan anggaran pembinaan atlet untuk peningkatan jam bertanding para atlet PPOPM dengan menggelar Try Out dan Try In yang berkualitas.

Bahkan pentingnya anggaran Mamin (Makan Minum) Atlet PPOPM juga harus tetap terjaga. Jangan sampai tidak ada anggaran Mamin, nantinya para atlet PPOPM malah di “Rumahkan” atau kembali kerumah masing masing.

Sebenarnya banyak hal yang bisa menjadi usulan kepada Dispora yang selama ini terkesan masih jalan ditempat sebagai SKPD yang menjadi corong Sport Tourism Kabupaten Bogor.

Hingga saat ini, Dispora Kabupaten Bogor masih belum menerapkan sistem aplikasi sewa dalam penggunaan venue atau spot spot yang ada di area Pakansari.

Sistem sewa venue atau spot yang ada di area Pakansari masih tetap saja manual atau konvensional dengan mendatangi UPT Sarpras. Padahal, zaman sudah modern dan serba praktis.

Ada apa dengan Dispora yang terkesan tidak mau menerapkan sistem aplikasi sewa atau menggunakan semua venue yang ada di Pakansari?

Lantas buat apa selama ini Dispora bolak balik Study Tiru ke daerah lain, jika hasil Study Tirunya belum diterapkan dengan baik.

Ketika dilakukan sistem aplikasi dalam sewa venue di Pakansari, maka harus dimasukan juga pembayaran jasa kebersihan dan keamanan.

Selain itu pengguna atau penyewa juga harus langsung membayar kepada rekening resmi yang ditetapkan oleh Pemkab Bogor.

Dispora harus memperbanyak terobosan event olahraga yang berskala nasional ataupun internasional hingga mampu menjadi daya ungkit ekonomi dan pariwisata daerah sesuai harapan Bupati Bogor. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *