Scroll untuk baca artikel
Bogor RayaHomeLifestyleNews

Karvin Fadila Tanggapi Curhatan Sarjana UI yang Kalah Saing dengan Lulusan STM

×

Karvin Fadila Tanggapi Curhatan Sarjana UI yang Kalah Saing dengan Lulusan STM

Sebarkan artikel ini

CEO dari SIP Development Center, PT Sahabat Insan Perubahan, Karvin Fadila. (Ist)

Bogor, BogorUpdate.com – Viralnya curhatan sarjana Universitas Indonesia (UI) di Twitter tentang dirinya yang kalah saing dengan lulusan STM yang berpengalaman, menjadi sebuah fenomena yang harus dicermati dengan seksama. Dalam curhatannya lulusan UI tersebut merasa tidak masuk akal 15 Sarjana tekhnik mesin dikalahkan oleh satu orang lulusan STM yang memiliki sertifikat keahlian.

CEO dari SIP Development Center, PT Sahabat Insan Perubahan yang merupakan Asesor Kompetensi BNSP-RI, Karvin Fadila turut angkat bicara menanggapi fenomena ini. Menurutnya memang bukan lagi rahasia umum bahwa kebutuhan industri menuntut dan menuntun kita bukan hanya sadar akan pengetahuan, tapi perlunya keterampilan dalam aktifitasnya yang sebenarnya ini sudah diatur sedemikian rupa oleh Negara.

“Bahwa ada pengetahuan dan keterampilan menjadi unsur penting dalam suatu pekerjaan, bahkan ada 1 hal tambahan lagi yang menjadi unsur penting untuk menjaga juga mengimbangi pengetahuan dan keterampilan, yaitu sikap kerja atau attitute dalam bekerja,” katanya kepada BogorUpdate.com, Kamis (1/6/23).

Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Kerja, lanjut Fadila, sudah diatur di setiap Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan salah satu pengakuan seseorang memiliki kompetensi dalam pekerjaan/jabatan/aktifitas tertentu dibuktikan dengan sertifikat BNSP-RI, tentunya ada juga versi Kemnaker, Asosiasi Profesi dan lainnya.

“Untuk level-level tertentu perlulah pengalaman yang mumpuni untuk dapat mengambil sertifikasi tersebut. Maka wajar saja dan saya sangat setuju ketika PT PAL menerima yang memiliki pengalaman dan sertifikat walau lulusan STM, karena dalam jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bisa saja yang lulusan STM tapi kemampuan dan pengalaman sebagai seorang praktisi sebenarnya melebihi S1, dan begitu sebaliknya,” jelasnya.

“Salah satu panutan saya pernah bilang, “Vin, Jam Rolex yang begitu mahal bisa dibeli oleh orang kaya, tapi maaf, tidak ada yang bisa membeli Jam terbang seseorang”,” sambungnya.

Untuk mahasiswa atau yang baru lulus dari kampus manapun kamu, ingat bukan kampus yang membesarkanmu, tapi kamu yang membesarkan kampus. Bagi kamu yang belum memiliki pengalaman dan kompetensi silahkan berinvestasilah waktu dan/atau uang untuk meningkatkan pengalaman dan kompetensimu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *