Scroll untuk baca artikel
Bogor RayaHomeNewsPolitik

Ketua DPRD Rudy Susmanto: Pemkab Bogor Belum Ajukan Apapun Untuk Peningkatan Klinik Utama RSUD Parung

×

Ketua DPRD Rudy Susmanto: Pemkab Bogor Belum Ajukan Apapun Untuk Peningkatan Klinik Utama RSUD Parung

Sebarkan artikel ini

Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto.

Cibinong, BogorUpdate.com – Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor hingga kini belum menempuh proses untuk peningkatan status Klinik Utama Rawat Jalan Parung menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Parung.

“Pemkab Bogor sama sekali belum menempuh proses peningkatan klinik menjadi rumah sakit minimal tipe D. Padahal Itu target pembangunan di bidang kesehatan bunyinya terwujudnya RSUD Parung, bukan klinik,” katanya Rudy kepada Wartawan, Rabu (29/3/23).

Menurut Rudy Susmanto, DPRD juga hingga saat ini belum menerima pengajuan Raperda soal RSUD Parung dari eksekutif.

“Jangankan raperdanya, judulnya saja belum masuk, padahal itu program prioritas kepala daerah yang tahun ini menjadi tahun terakhir untuk dicapai,” tegasnya.

Politisi Partai Gerindra itu menyebut, DPRD sangat mendukung terwujudnya RSUD Parung yang menjadi salah satu target Pancakarsa, yakni Karsa Bogor Sehat.

Apalagi program pembangunan RSUD Parung pada tahun anggaran 2022 menelan biaya cukup besar. Bahkan, keberadaan rumah sakit tersebut sudah lama diinginkan oleh masyarakat di Wilayah Parung dan sekitarnya.

“Kalau memang ada persoalan hukum dari proses pembangunan 2022, tidak bisa dijadikan alasan proses mewujudkan RSUD Parung berhenti. Minimal dengan waktu yang tersisa ditempuh landasan hukumnya, dibentuk Perdanya,” katanya.

Karena lambannya mengurus hal yang bersifat teknis administrasi itu, beber Rudy Susmanto, realisasi pembangunan infrastruktur yang sudah dianggarkan pada APBD 2023 juga belum dilakukan. Menurut Rudy Susmanto, saat ini banyak aduan masyarakat soal kondisi jalan rusak yang belum direspon apalagi diperbaiki.

“Kami di DPRD sudah sangat sering mengingatkan agar pembangunan dilakukan di awal tahun. Tujuannya agar bisa dikerjakan dengan baik tanpa terburu-buru dan juga masyarakat mendapat kemanfaatannya secara maksimal, baik itu hasil pembangunannya maupun perputaran uang APBD untuk menggerakan sektor ekonomi kita,” katanya lagi.

Nyatanya, hingga saat ini, Pemkab Bogor malah dipusingkan defisit APBD Tahun 2023 yang nilainya mencapai Rp 400 miliar. Rudy Susmanto mengingatkan, saat APBD 2023 disetujui DPRD pada akhir 2022 lalu defisitnya sudah nol rupiah. Namun, Pemkab Bogor terlalu gegabah meluncurkan sejumlah proyek tahun anggaran 2022 ke awal tahun 2023.

Kondisi tersebut membuat perhitungan pendapatan APBD 2023 menjadi meleset. Defisit belanja yang disebut-sebut mencapai Rp400 miliar disebabkan karena anggaran SILPA APBD 2023 digunakan untuk membiayai luncuran proyek 2022 yang dikerjakan di tahun 2023.

Pemkab Bogor melakukan langkah perubahan parsial 1 untuk mencari solusi keuangan tersebut. Namun, Rudy Susmanto merasa sangat tidak yakin defisit sebesar itu bisa teratasi dengan langkah yang diambil oleh Pemkab Bogor.

“Kami di DPRD sebagai mitra sejajar Pemerintah sudah menyampaikan rekomendasi-rekomendasi, tapi tidak ada yang dijalankan,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *