Kota Bogor, BogorUpdate.com
Legislator menilai rencana penambahan Wakil Direktur RSUD oleh Pemkot Bogor dinilai tak perlu. Mereka menilai yang urgen saat ini bukan penambahan direksi tetapi SDM yang terlatih dan profesional untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Wakil Ketua 3 DPRD Kota Bogor Eka Wardana mengatakan, jika melihat Rumah Sakit (RS) lain ketika dikembangkan apakah yang ditambah Direksi atau SDM.
“Sekarang coba lihat urgensinya, yang dibutuhkan RSUD sekarang bukan Direksi tetapi SDM khususnya tenaga medis supaya bisa melayani semua pasien untuk mengatasi antrian yang biasa terjadi,” kata kang Eka sapaan akrabnya, kemarin.
Menutnya, Pemkot harus berfikir bagaimana meningkatkan SDM yang lebih mendorong terhadap pelayanan. Karena dengan gedung baru tentunya dibutuhkan SDM yang tidak sedikit.
“Ya, yang dibutuhkan adalah tenaga profesional, terdidik yang bisa memberikan rasa nyaman kaitan pelayanan kesehatan,” ujarnya.
Masih kata Politisi Golkar itu, bukan berarti tidak diperlukan Direksi baru, tapi dalam hal tersebut harus bisa membedakan, mana yang jadi keinginan mana yang jadi kebutuhan. “Tugas RSUD sekarang adalah bagaimana memberiakn pelayanan terbaik,” ungkapnya.
Mengenai tujuan mencari profit dengan bagaimana membina hubungan baik dengan asuransi, tentunya dengan kemampuan memberi pelayanan terbaik maka hal itu akan tercapai.
“Contohhnya kalau kebutuhan kesehatan masyarakat terlayani maka masyarakat akan mempromokan tentang pelayanan RSUD. Jadi dengan bangunan baru, tampilan baru maka layanan harus lebih prima,” tandasnya.
Sebelumnya, sorotan juga datang dari Majlis Daerah Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Bogor. Mereka mempertanyakan urgensi penambahan posisi wadir di RS plat merah itu.
Pengurus Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah MD KAHMI Bogor Dwi Arsywendo mempertanyakan, seharusnya yang di pikirkan oleh RSUD dan Pemerintah Kota Bogor itu adalah memaksimalkan kerja wadir yang sudah ada, demi meningkat nya pelayanan kepada masyarakat.
Masih kata Advokat yang berkantor di kantor Arsywendo & Partner itu, justru yang harus ditambah itu adalah menambah tenaga medis, karena itu lebih baik. Karena menambah wadir hanya 1 orang yang belum tentu dapat membuat peningkatan pelayanan.
“Kalau menurut saya penambahan fasilitas dan tenaga medislah yang lebih penting, seperti penambahan perawat yang banyak, itu akan lebih bermanfaat agar pelayanan bisa lebih maksimal,” jelasnya.
Jadi kata dia, tidak ada pasien yang lambat terlayani, dan juga dapat menyerap tenaga kerja masyarakat yang memiliki keahlian di bidang medis.
Dirinya menegaskan, jangan hanya karena ada perubahan undang-undang lalu tiba-tiba pihak RSUD atau Pemkot merasa memiliki kesempatan untuk melakukan hal yg nanti nya tidak akan menjadi manfaat bagi Kota Bogor. “Semua harus melalui kajian yang komperhensif, jangan asal-asalan,” tandasnya.
Seperti diketahui, rencana pemambahan Wadir RSUD itu menindak lanjuti terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 72 Tahun 2019 tentang perubahan atas PP Nomor 18 Tahun 2016 soal perubahan nomenklatur pada beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD). (As)
Editor : Endi