Citeureup, BogorUpdate.com
Masih menjadi bahan pembicaraan dan semrawut, Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Teguh Widodo minta Pemkab Bogor kembalikan fungsi jalan dan terminal di Citeureup.
Saat di temui diruangannya, Anggota Legislatif (Aleg) dari Partai PKS itu mengatakan jika Citeureup merupakan salah satu daerah penyangga jika kondisinya semrawut seperti sekarang sungguh sangat memprihatinkan.
“Kita semua tau sudah berapa lama persoalan pasar Citeureup ini belum juga ada penyelasaian sampai hasil akhir kemarin rapat dengan beberapa Dinas terkait belum juga ada aksi dari Pemerintah dilapangan,” ucap Teguh, kepada BogorUpdate.com, Kamis (9/12/12).
Menurutnya, ada 5 tuntutan warga yang saat hasil mediasi dengan beberapa dinas seperti DPUPR, DLH, Satpol PP dan Dinas Perhubungan yang sampai saat ini belum juga di realisasikan. Pertama yaitu saluran air dari pembuangan PD 1 dan 2 yang berdampak di RW 01, RW 03 dan RW 04, pada saat rapat bulan November lalu DPUPR siap membenahi drainase dari perempatan PD Pasar sampai Kanisatex, dan DPUPR akan melanjutkan masalah saluran pembuangan air yang masuk ke area lingkungan kepada pihak terkait, Namun sampai saat ini belum terealisasi.
“Begitupun persoalan alih fungsi terminal, mengingat revitalisasi tahun 2006/2007 dimana ada terminal namun sampai sekarang bentuknya tidak ada, dan Dishub saat itu berstatement jika terminal Citeureup merupakan terminal tipe A yang kewenangannya berada di Kemenhub dan sekarang sedang dalam kajian. Lalu Dishub pun siap mendukung untuk difungsikan kembali dan mereka akan membahas dalam internal Dishub yang sekarang juga belum terlihat ectionnya,” paparnya.
Selain itu, Masalah sampah dan limbah pasar yang merupakan tanggung jawab DLH, begitu juga alih fungsi jalan yang menjadi auning yang mengakibatkan hilangnya fungsi jalan dan terminal di PD Pasar Tohaga dan terakhir adalah persoalan CSR yang menurut warga PD Pasar Tohaga tidak ada perhatiannya.
“Disini pemerintah dan dinas terkait ditantang untuk membereskan persoalan Pasar Citeureup. Harus ada tindakan tanpa melihat siapa, karena Citeureup merupakan daerah penyangga Kabupaten Bogor. Jangan sampai take line nya Bupati Bogor yang bunyinya “The City of Sport and Tourism” hanya slogan semata, karena Citeureup merupakan salah satu akses jalan menuju wisata yang ada di Sukamkmur dan jalur puncak dua,” bebernya.
Disini, pemerintah harus benar-benar tegas supaya terlihat marwahnya, bertindaklah dan tertibkan sesuai dengan fungsi asalnya tanpa harus ada pandang bulu, sekalipun mereka oknum tersebut punya surat sakti, sejatinya surat itu tidak ada yang sakti jika berbenturan dengan aturan .
“Pedagang itu bukan di gusur tapi di geser, beri mereka tempat tanpa menghilangkan fungsi infrastuktur yang ada, mari kita tertibkan bersama jangan tutup mata dan masuk angin, dinas terkait disini harus bertanggung jawab,” ucapnya.
Dirinya berharap, setelah Bupati terfokus dengan pembenahan dan pedestrian jalan Pemda yang menumpahkan semua anggaran kesitu, tahun berikutnya Bupati bisa terfokus kepada daerah-daerah penyangga Kabupaten Bogor.
“Jadi saat kita kedatangan tamu daerah penyangga ini tidak semrawut dan menjadi enak dilihat dan dipandang,” pungkasnya.