Scroll untuk baca artikel
Bogor RayaHomeNewsPemerintahan

Penderita Gizi Buruk Meninggal Akibat Sulitnya Koordinasi dengan Pemdes Banyuresmi

×

Penderita Gizi Buruk Meninggal Akibat Sulitnya Koordinasi dengan Pemdes Banyuresmi

Sebarkan artikel ini

Cigudeg, BogorUpdate.com – Balita berusia Dua tahun Penderita gizi buruk dan miningitis (radang selaput otak) meninggal diduga akibat pihak keluarga kesulitan melakukan koordinasi dengan Pemerintah desa (Pemdes) Sukaresmi, Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor.

Balita tersebut berasal dari Kampung Cisarua RT 01 RW 07, Desa Banyuresmi, Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor.

Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kecamatan Cigudeg, Hambali menuturkan, bahwa pihak Pemerintah desa Banyuresmi dinilai tidak adanya koordinasi dengan TKSK.

“Memang kurang koordinasi dari pihak desa, sehingga tidak mungkin kita tahu kalo tidak ada laporan dari RT dan RW setempat,” ungkap Hambali kepada wartawan.

Sekretaris Desa (Sekdes) Banyuresmi Riski membenarkan, bahwa kepala Desa nya sejauh ini diketahui belum memiliki rumah pribadi dan masih mengontrak di wilayah Kecamatan Leuwiliang.

“Ngantornya kadang-kadang, kalau ada yang perlu dikomunikasikan paling tamengnya saya. Saya pribadi juga kesulitan ketika akan menghubungi Kades,” akunya.

Sementara itu Waludin warga Desa Banyuresmi (ayah balita) menceritakan, putri ketiganya itu meninggal pada Jumat (22/4/22). Mirisnya, saat dibawa pulang ke rumah duka Waludin mengaku hanya membawanya dengan mobil bak terbuka.

“Anak saya dinyatakan meninggal dunia oleh dokter di RSUD Leuwiliang pada, Jumat (22/4/22), kemudian kami bawa pulang dengan menggunakan mobil losbak (mobil bak terbuka, red) tidak menggunakan mobil ambulans, dan kami sudah mengikhlaskannya,” ungkap Waludin.

Usup Tim IPSM Desa Banyuresmi menuturkan, bahwa pada hari jumat (22/4/22) pihak rumah sakit menginformasikan, bahwa anak itu meninggal dunia. Mendengar kabar itu, Usup sempat mencoba menghubungi kepala desa maupun dengan sekretaris desa. Namun, Usup menyebut hingga saat ini masih kesulitan untuk menghubunginya.

“Waktu di rumah sakit, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) minta menghubungi Sekdes ataupun Kades untuk bertanya, apakah betul anak tersebut merupakan warganya. Kami mempertanyakan ada warga yang sedang dirawat di rumah sakit tetapi kok Sekdes maupun Kadesnya tidak mengetahui,” sebutnya.

Senada dikatakan Ketua RT 01/07 Pardi mengaku, belum melaporkan kejadian itu kepada sekdes maupun kades karena sulit dihubungi.

“Rumah kepala desa nya saja saya tidak tahu ada dimana, karena saya baru menjabat sebagai ketua RT 3 bulan lalu,” pungkasnya.

Terpisah Camat Cigudeg Pardi saat dikonfirmasi mengungkapkan, merasa kasihan dengan adanya peristiwa ini.

“Iya kasihan bahwa infomarsi di lapangan warga tersebut memang tidak pernah ikut posyandu, sehingga kurang termonitor perkembangan gizi dan kesehatan anaknya,” ungkap Pardi saat ditemui dikantornya Senin (25/4/22).

Kendati demikian kata Pardi, pihak nya sudah sering memberikan peringatan kepada Kepala Desa namun sampai saat ini masih saja sulit dihubungi kades nya.

“Kita sudah ingetin, karena kita pihak dari Pemerintah Kecamatan Cigudeg sifatnya hanya pembinaan dan teguran saja, kalaupun ada sanksi nya kan ketika ada unsur masuk pidana, dan itu ranahnya aparat hukum, kita baru kasih teguran secara lisan belum ada sanksi administrasi,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *