Scroll untuk baca artikel
Bogor RayaHomeNewsPemerintahan

Ponpes Al Falakiyah Gelar Seminar Moderasi Beragama Dihadiri Stafsus Menag

×

Ponpes Al Falakiyah Gelar Seminar Moderasi Beragama Dihadiri Stafsus Menag

Sebarkan artikel ini

Ponpes Al Falakiyah gelar seminar moderasi beragama. (BU)

Kota Bogor, BogorUpdate.com – Pondok Pesantren (Ponpes) Al Falakiyah bekerjsama dengan Kemenag Kota Bogor, menggelar seminar moderasi beragama untuk kalangan milenial Pesantren di aula Ponpes Al Falakiyah, Selasa (19/12/23).

Hadir sebagai pembicara, Muhammad Nuruzaman sebagai staf khusus menteri agama (stafsus Menag) RI, KH. Tb Asep Zulfiqor pengasuh Ponpes Al Falakiyah dan Achmad Ubaidilah founder pusat studi Pesantren, Gus Taqi influencer dan ketua GP Ansor Kota Bogor Ahmad Bustomi.

Stafsus Menag RI, Mohammad Nuruzaman mengungkapkan, moderasi beragama terdiri dari 4 hal, pertama beragama mengakui konstitusi negara, kedua tidak melakukan kekerasan atas dasar agama atau politisasi agama, ketiga toleransi bukan hanya menghargai selain agama islam tapi bisa membangun dalam hal hal tertentu, dan keempat menghargai tradisi keagamaan di Indonesia seperti tahlil.

“Karena dengan moderasi yang baik maka kebangsaan kita sebagai satu kesatuan bernegara akan tetap terjaga dengan baik,” kata Nuruzaman.

Sementara itu, Founder PSP Achmad Ubaidilah mengatakan, Pesantren memiliki multikultural dari berbagai daerah, maka Moderasi beragama adalah refektasi terhadap keberagamaan.

Kedua soal Tradisi literasi, tradisi intelektualisme yang hidup dan berkembang oleh para kiyai. Tradisi belajar, membaca namun dalam beberapa dekade terakhir Tradisi menulis berkurang padahal muasyis terdahulu aktif menulis.

“Jangan sampai baru masuk islam seolah-olah tahu tentang islam mengalahkan para santri yang belajar dari kecil belajar islam,” kata Ubaidilah.

Sementara itu, Kepala Kemenag Kota Bogor Dede Supriyatna mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk upaya Kemenag memasifkan moderasi beragama dikalangan Pesantren. Sehingga pemahaman para santri atau generasi milenial tidak menyimpang.

“Kita ingin memberikan pemahaman tentang beragama yang moderat, sehingga tidak ada yang menyimpang memahami keagamaan di negera kita,” kata Dede.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *