Gunung Putri, BogorUpdate.com
Menyikapi fenomena matinya ribuan ikan di Setu Citongtut, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jurnalis Mancing Indonesia (JMI) Bogor Raya meminta Pemerintah tidak tutup mata, Rabu (19/01/22).
Ketua JMI Bogor Raya, Billy Adhiyaksa menyikapi fenomena rusaknya ekosistem di Setu Citongtut yang diduga akibat banyaknya pembiaran terhadap perusahaan pembuang limbah di aliran sungai.
Melalui pesan suara, Billy meminta keseriusan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap penyebab rusaknya biota air tawar di setu tersebut.
“Pemkab Bogor harus menegur dan memberikan sanksi berat terhadap perusahaan yang masih membuang limbahnya ke sungai atau setu,” ujarnya kepada wartawan.
Hal ini dilakukan Billy, karena JMI Bogor Raya sudah menginisiasikan program untuk menjadi salah satu fasilitator pelestarian alam.
“Artinya pencemaran setu ini bertentangan dengan langkah-langkah JMI dalam aksi penyelamatan lingkungan, saya berharap ini harus disikapi dengan tegas,” katanya.
Menurutnya, perusahaan yang membandel harus diberikan sanksi tegas dan jangan sampai hal ini dibiarkan.
“Karena menurut informasi kejadian pembuangan limbah dilakukan pada malam hari yang artinya menunggu banyak orang lengah,” lanjut Billy.
Ia meminta kepada semua pihak yang ada untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan yang ada.
“Saya berharap semua pihak sadar akan bahaya pencemaran lingkungan baik untuk saat ini maupun masa depan saat anak cucu kita berkembang,” pungkasnya.
Sebelumnya, Setu Citongtut di Desa Cicadas, Kecamatan Gunung Putri, yang menjadi iconic World CleanUp Day 2021 Kabupaten Bogor, ini kembali tercemar. Akibatnya, ratusan ikan di Tambak milik warga mati.
Menurut Relawan Gerakan Pungut Sampah (GPS), Adit mengatakan, tercemarnya Setu Citongtut itu disebabkan adanya aktivitas pembuangan limbah dari perusahaan di sekitar wilayah Desa Cicadas.
“Seperti yang bisa dilihat, sejak kemarin sudah ada kematian ikan secara bertahap dan signifikan yang diduga karena limbah perusahaan yang dibuang diam-diam pada malam hari,” tuturnya kepada BogorUpdate.com, Selasa (18/1/22).
Menurut Adit, jika dilihat dengan kasat mata dan tanpa uji laboratorium yang belum dilakukan hal ini terjadi karena aktivitas pembuangan limbah.
“Karena baru kemarin diambil sampel airnya oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, yang mengatakan penyebab ratusan ikan mati, bau pada Setu dan warnanya pun hitam pekat adalah limbah,” kata Adit
Adit pun mengatakan kondisi yang sekarang hampir sama seperti tahun lalu. “Kondisinya hitam pekat, berbau, kematian ikan sebetulnya sudah massal, diduga ini limbah perusahaan yang buang secara sengaja pada malam hari ketika hujan deras, meskipun faktor lain juga mempengaruhi seperti limbah domestik rumah tangga dan siklus cuaca tahunan,” pungkasnya.