Ilustrasi pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. (Net)
Tenjolaya, BogorUpdate.com – Oknum Kepala Sekolah (Kepsek) di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap belasan muridnya yang masih SMP.
Bahkan pengakuan beberapa korban dalam rekaman video yang didapat, kasus pelecehan tersebut selain bermula terjadi di dalam kendaraan mobil pada saat melakukan ziarah juga di lakukan di dalam sekolah.
“Pas di mobil waktu ziarah terus duduknya deket Abi (Pelaku), terus payudaranya di pegang, aku nggak mau dan langsung pindah. Terus kata pelaku gak boleh, gak boleh ada yang pindah harus disitu tempat duduknya,” katanya dikutip pernyataan korban dalam Video yang beredar.
Selain dia, perempuan lain juga mengaku digerayangi pelaku saat dirinya terbaring tidur di sebuah kobong tempat Ia mengenyam pendidikan SMP yang terletak di Kecamatan Tenjolaya, itu.
“Lagi tiduran, Abi (Pelaku) masuk, terus tangannya dari paha terus ke atas remas-remas payudara, aku bangun Abi nya langsung keluar,” katanya.
Viral nya kejadian itu dibenarkan oleh pihak kepolisian dan pemerintah desa setempat, bahwa kasus tersebut terjadi sebulan yang lalu, bahkan telah selesai melalui musyawarah yang di tandatangani oleh belasan orang tua korban.
“Kemarin sebulan kebelakang sudah selesai dengan kekeluargaan. Sejauh ini yang dirugikan (korban) dalam kejadian ini, juga belum di apa-apa kan gitu, baru dibangunkan untuk solat hanya kurang sopan gitu,” kata kepala desa (Kades) di Kecamatan Tenjolaya, saat dihubungi wartawan, Minggu (4/6/23).
“Ini korban langsung ngomong ke saya belum di apa apakan hanya di bangunkan tapi cara membangunkan nya itu agak kurang sopan gitu,” tambahnya.
Dalam musyawarah itu kata dia, hadir juga dari kepolisian, RT dan RW lingkungan setempat. Sementara oknum kepala sekolah berinisial Sz (60) telah keluar dari jabatan kepala sekolah tersebut.
“(Pelaku) kepala sekolah itu sekarang sudah keluar, sebelum di keluarkan dia keluar sendiri. Dan santrinya (korban) sudah tidak tinggal di kobong itu juga,” jelasnya.
Dalam kasus ini dia pun prihatin, dia berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali.
“Pasti saya sebagai kepala desa khawatir setelah kejadian ini jangan sampai terulang kembali, insyaallah kita akan lebih khusus nya di pemerintah desa itu akan kita lebih ketat,” ujarnya.
Bahkan, setelah adanya kasus tersebut pihaknya telah melakukan musyawarah dengan MUI di Desa tempat kejadian, khususnya para ulama tokoh masyarakat RT/RW dan lainnya.
“Kita memberikan sosialisasi untuk kedepannya jangan sampai ada kejadian seperti ini lagi,” bebernya.