Bogor RayaHomeNewsPolitik

Eskalasi Politik Kota Bogor Jelang Pilkada 2024, Dedie Rachim Masih Mendominasi

Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Yusfitriadi. (BU)

Cibinong, BogorUpdate.com – Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Yusfitriadi menyoroti dinamika politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kota Bogor. Pasalnya penjaringan bakal calon wali kota yang dilakukan oleh DPC PDIP Kota Bogor cukup banyak peminatnya.

Dari 14 orang yang mengambil formulir, 13 orang yang mengembalikan fomulir dan bersedia mengikuti penjaringan tersebut.

Dari 13 nama yang mengembalikan formulir dalam penjaringan bakal Calon Wali kota/Wakil Wali kota Bogor, bagi saya ada dua nama yang menarik perhatian. Pertama, Dedie A. Rachim.

“Kenapa menarik, karena Dedie Rachim belum lama mendapatkan rekomendasi dari DPP PAN untuk menjadi Calon Wali kota Bogor yang akan diusung oleh PAN Kota Bogor,” kata Yusfitriadi kepada Wartawan, Selasa (23/4/24).

Tapi tiba-tiba ada di dalam list salah satu nama yang mengikuti penjaringan bakal calon wali kota yang diselenggarakan oleh DPC PDIP Kota Bogor, tentu hal ini sangat ambigu dan penuh pertanyaan.

“Apakah rekomendasi yang diberikan belum lama ini oleh DPP PAN merupakan “cek kosong” atau “PHP”. Atau memang Dedie Rachim dipaksa untuk menerima rekomendasi dari DPP PAN tersebut,” jelasnya.

“Sehingga rekomendasi tersebut menimbulkan dinamika di internal DPD PAN Kota Bogor,” tambahnya.

Menurut Kang Yus sapaan akrabnya, sangat mungkin keikutsertaan Dedie Rachim dalam mengikuti penjaring bakal calon Wali kota yang diselenggarakan oleh DPC PDIP Kota Bogor adalah sebuah bentuk penolakan terhadap rekomendasi DPP PAN dan bentuk penegasan.

“Karena memang sebenarnya sampai saat ini Dedie Rachim bukan kader partai manapun,” bebernya.

Kedua, Sendi Fardiansyah. Sejak munculnya nama Sendi dalam dinamikan politik menjelang pilkada 2024 yang disebut-sebut mempunyai kedekatan dengan Jokowi.

Maka publik Kota Bogor langsung berfikir, bahwa Jokowi akan memaksa partai-partai yang mengusung pasangan Parbowo-Gibran terutama partai Gerindra di Kota Bogor, akan “dipaksa” untuk mengusung Sendi sebagai Calon Wali kota.

“Hal itu bisa difahami, karena posisi Sendy saat ini yang merupakan sekretaris pribadinya ibu negara Iriana. Begitupun dengan Sendi-nya, begitu percaya diri memasang alat peraga pencitraan di berbagai media dan juga beredar photo yang bersangkutan dengan presiden Jokowi,” ujarnya.

Namun semenjak sebuah kafe Coffe miliknya digeruduk BLBI, nampaknya stigma partai koalisi pendukung Prabowo-Gibran terutama partai Gerindra akan dipaksa Jokowi untuk mengusung Sendi mulai terbantahkan.

“Hal ini dipertegas dengan yang bersangkutan mengikuti penjaringan bakal calon walikota bogor yang diselenggarakan oleh DPC PDIP Kota Bogor. Atau memang kekuatan Jokowi secara nasional sudah mulai “tidak sakti” lagi, karena sudah dipreteli kekuatannya,” tegasnya.

“Sehingga sudah tidak begitu signifikan pengaruh politiknya dalam mengendalikan eskalasi politik pasca pemilu 2024, termasuk pilkada 2024,” sambungnya.

Namun diluar agenda penjaringan tersebut, bagi Kang Yus sampai saat ini baru ada dua figur yang mempunyai keunggulan dan layak untuk diusung menjadi calon wali kota Bogor. Pertama, Dedie Rachim.

“Walaupun sampai saat ini belum jelas partai mana yang akan akan mengusung Dedie Rachim untuk menjadi calon wali kota Bogor, apakah PDIP melalui penjaringannya, atau PAN menindaklanjuti rekomendasi DPP nya, atau partai yang lain,” ujarnya.

Namun keunggulan Dedie Rachim pada aspek popularitas dan elektabilitas. Sampai saat ini Dedie Rachim menempati elektabilitas tertinggi sebagai calon wali kota Bogor. Sangat wajar, karena jabatannya sebagai wakil wali kota Bogor.

Sehingga modal tersebut tentu saja akan menjadikan magnet kuat untuk mengundang partai politik di kota Bogor berebut untuk mengusungnya.

Kedua, Rusli Prihatevy. Selain kader yang sudah berproses lama di Partai Golkar, saat ini menduduki jabatan tertinggi Partai Golkar di Kota Bogor.

“Sama halnya dengan Jaro Ade, Rusli saat ini satu-satunya figur yang sudah medapatkan “restu” resmi dari DPP Partai Golkar untuk menjadi calon wali kota Bogor pada pilkada 2024 mendatang,” jelasnya.

Itulah yang menjadi keunggulannya dalam eskalasi politik Kota Bogor menjelang pilkada. Sehingga kepastian itulah yang akan banyak diperhitungkan oleh kekuatan politik yang lain.

“Walaupun tentu saja pada aspek elektabilitas masih belum bisa melampaui Dedi Rachim. Sedangkan figur lain masih bersifat “layangan putus”. Artinya belum jelas dimana akan mendarat, partai mana yang akan menjadi kedaraannya,” tukas Kang Yus.

Exit mobile version