Ilustrasi Gas LPG 3Kg. (Net)
Sukajaya, BogorUpdate.com – Kelangkaan dan kenaikan gas LPG 3 kg (gas melon) jelang hari raya idul Fitri 1445 hijriah, dikeluhkan oleh warga wilayah bagian barat Kabupaten Bogor.
Bahkan, warga harus berpindah ke kayu bakar untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Kelangkaan gas melon ini dirasakan sudah berlangsung lima hari. Sementara kenaikan ini sudah sejak sebelum hari puasa.
Di wilayah Desa Kiarasari, Sukajaya misalnya, harga untuk gas melon mencapai Rp 35 ribu sampai 37 ribu rupiah itupun masih sulit didapatkan.
“Udah lima hari gak ada gas, sangat sulit nyarinya juga, sekarang banyak warga Kiarasari yang kembali pakai kayu bakar,” kata salah satu warga Anita, saat dihubungi wartawan, Selasa (9/4/24).
Dia menjelaskan, saat ini harga gas melon di wilayahnya mencapai titik puncak dengan harga Rp 37 ribu, akan tetapi masih sulit didapat.
“Sekarang sudah 35 ribu sampai 37 ribu, tapi gas nya gak ada. Jadi kembali ke kayu bakar. Ini saya juga lagi cari kayu bakarnya,” jelasnya.
Dia berharap pemerintah dapat menormalkan kembali keberadaan dan harga gas LPG 3 kg tersebut.
“Tolong pemerintah bisa ngerti kepada masyarakat, udah mah susah nyari uangnya susah juga barangnya. Mudah-mudahan pemerintah ada rasa iba kepada masyarakat,” katanya.
Dia menyatakan, kejadian hal seperti ini di wilayahnya setiap tahun terjadi, terlebih saat jelang puasa dan hari raya idul Fitri.
“Iya kalau di wilayah Desa Kiarasari, Sukajaya, setiap jelang hari Raya seperti ini kondisinya. Biasanya habis lebaran seminggu baru normal,” ujarnya.
“Jadi aneh kata tukang warung nya. belanja ke POM katanya di persulit,” tambahnya menuturkan.
Tak hanya di wilayah desa Kiarasari, diwilayah desa Cibeber Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor pun dirasa serupa. Selain sulit harga gas Lpg mencapai harga 30.000.
“Sama di Nanggung juga susah dengan harga 30.000,” kata warga bernama Supri.
Dia berharap ke pemerintah agar jelang hari hari besar agar pasokan gas dicukupkan. Tak hanya itu, dugaan dia kelangkaan ini adanya penimbunan gas.
“Pemerintah seharusnya bisa mencukupi kebutuhan masyarakat terlebih di jelang hari hari besar dan untuk penimbun-penimbun ini tolong di tindak,” pungkasnya. (Agus komeng)