Bogor RayaHomeNewsPolitik

Kejadian Viral Sering Terulang, Aan Triana Minta RSUD Leuwiliang Segera Berbenah

Anggota DPRD Dapil 5 Aan Triana Al Muharom. (Ist)

Leuwiliang, BogorUpdate.com – Anggota DPRD Dapil 5 Aan Triana Al Muharom angkat bicara terkait pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang, yang kerap dikeluhkan warga yang berobat, khususnya viral cekcok soal ambulans. Ia juga berharap perlu adanya penambahan fasilitas lain sebagai penunjang layanan.

“Intinya manajemen RSUD Leuwiliang harus benar-benar segera perbaiki komunikasi yang baik, antar pasien jangan sampai kejadian (soal ambulans) tersebut kembali terulang,” kata pria yang menjabat sebagai Sekretaris DPD Golkar Kabupaten Bogor itu, kepada wartawan, Senin (13/11/23).

Bahkan mengenai fasilitas, dia menambahkan harus lihat grade RSUD Leuwiliang yang sudah kelas B, artinya perlu ditingkatkan.

“Keberadaan RSUD Leuwiliang menjadi penyangga di wilayah Bogor barat, dan warganya pun tak harus dirujuk ke rumah sakit lain kalau fasilitasnya menunjang,” tegasnya.

Misalnya bedah saraf sebenarnya segera diajukan penambahannya, supaya ketika ada permintaan pasien langsung tertangani.

“Kami harap RSUD bisa berikan pelayanan prima ke warganya, karena yang namanya rumah sakit daerah tentu ditunjang dengan fasilitas lain dan menjadi alternatif warga di wilayah,” ucap Aan Triana.

Sebelumnya diberitakan, Pihak keluarga pasien, diwakili Komang, menceritakan kronologi penyebab mengamuk di lobi Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) hingga viral di media sosial (medsos).

Komang mengatakan, bahwa pasien tersebut seorang ibu rumah tangga yang mengalami kecelakaan di wilayah Kecamatan Nanggung.

“Awalnya Kecelakaan lalu dibawa ke RSUD Leuwiliang, saat sampai disana saya minta tolong untuk di urus dibersihkan, lalu setelah itu dirujuk lagi menuju RSUD Kota Bogor. Sebelumnya korban ini dinaikan di mobil Desa karena kakinya mentok pintu tidak bisa ditutup, lalu kami meminta mobil dari pihak rumah sakit RSUD Leuwiliang,” kata Komang kepada Wartawan, sabtu (11/11/23) malam.

Komang menjelaskan, saat itu pihak rumah sakit (RSUD Leuwiliang) menyebut kendaraan ambulans ada, tetapi untuk pengemudinya yang tidak ada.

“Sementara mobil itu ada, kalau memang kita harus bayar ya bayar, karena ini menyangkut nyawa manusia, kata pihak rumah sakit ada mobil sebentar lagi sampai hanya saja katanya nunggu supirnya, karena kita nunggunya sudah lama disitu akhirnya keluar emosi,” ujar Komang.

Menurut dia, emosi keluarga itu naik karena merasa dibohongi oleh pihak rumah sakit soal ambulans.

“Saat emosi, mereka pihak RS bilang ambulans sudah di terminal Leuwiliang, lalu kita samperin dicari sama anak pasien ternyata di terminal tidak ada dan ngamuk lagi di rumah sakit, tapi waktu dibelakang saya lihat itu di parkiraan ada 4 kendaraan ambulans yang terparkir,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Leuwiliang, dr. Vitrie Winastri angkat bicara pasca viralnya terkait pelayanan penggunaan ambulans yang diduga tak dilayani dengan baik.

“RSUD Leuwiliang memiliki tiga ambulans, dan dua untuk mobil jenazah. Kami juga memiliki 7 driver (supir) yang bertugas secara bergantian,” kata Vitrie Winastri kepada wartawan, Minggu (12/11/23).

Dia menjelaskan, secara aturan sebenarnya pelayanan ambulans di RSUD Leuwiliang berjalan selama 24 jam.

“Kami juga merujuk pasien dengan sistem pelayanan gawat darurat terpadu (SPGDT) antar Rumah Sakit agar memastikan kebutuhan pasien bisa dipenuhi yang kami rujuk,” jelasnya.

Bahkan menurut Vitrie untuk jam kerja supir ambulans berlangsung secara dua shift pagi dan malam.

“Yang jelas pasien kalau sudah siap dirujuk maka menghubungi tim ambulans dan segera meluncur sesuai kebutuhan, bisa didampingi perawat atau dokter,” ucapnya.

Exit mobile version