Bogor RayaHomeNewsPendidikan

BEM Unida: Program Pancakarsa Belum Maksimal, Bogor Belum Cerdas

Menteri Luar Kampus BEM Unida, Ruben Bentiyan.

Cibinong, BogorUpdate.com – Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Djuanda (BEM Unida) Bogor, anggap Karsa Cerdas yang digagas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melalui program Pancakarsa belum efektif dalam membangun pendidikan di Kabupaten Bogor.

Seperti diketahui, program Pancakarsa adalah 5 program besar yang digagas oleh Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bogor periode 2018-2023, Ade Yasin dan Iwan Setiawan.

Namun gagasan luar biasa tersebut pun masih belum maksimal dalam segi pendidikan. Seperti yang dikatakan oleh Menteri Luar Kampus BEM Unida, Ruben Bentiyan.

Ruben mengatakan program-program besar yang dihadirkan oleh Bupati dan Wakil bupati Bogor ini diharapkan mampu menerangkan gelap bingung yang hari ini dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Bogor.

“Mulai dari Bogor Membangun, Bogor Cerdas, Bogor Maju, Bogor Sehat, hingga Bogor Beradab. Oase baru ini diharapkan dapat mengalir dengan baik ke seluruh penjuru, terlaksana maksimal dan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Kabupaten Bogor tanpa terkecuali,” ungkapnya kepada Bogorupdate.com, Jum’at (6/5/22).

Akan tetapi, menurut Ruben, melalui databaese kemendikbudristek, pada 2021 lalu ada 3.962 anak yang tercatat dalam angka Putus Sekolah.

“Itu baru di Kemendikbudristek saja, belum lagi jika ditambah lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Kemenag,” jelas pria yang akrab disapa Bung Ben tersebut.

Sebetulnya, lanjut Bung Ben, program Beasiswa Pancakarsa adalah program yang sudah sangat bagus.

“Akan tetapi, belum merata saja. Tugas pendidikan itu mencerdaskan, bukan hanya soal transfer knowlage tapi juga transfer value,” sesalnya.

Menurutnya, beasiswa Pancakarsa haruslah hadir juga untuk mereka yang belum memiliki prestasi di bidang akademik. “Karena mencerdaskan kehidupan bangsa memang tugas beliau-beliau yang terpilih untuk memimpin kita,” tegasnya.

Ia menuturkan, jika hanya siswa berprestasi saja yang mendapat akses pencerdasan diri, maka teman-teman lainnya yang kegiatan belajarnya belum maksimal karena terdistraksi oleh keharusan mencari penghidupan untuk menyambung hidup dari hari ke hari akan merasa tak dianggap sebagai warga masyarakat.

“Begitulah realita sosial yang hari ini hadir di antara kita semua. Karena saya pribadi percaya, bahwasannya sebuah kebijakan baru bisa disebut sebagai kebijakan jika memenuhi nilai-nilai kebijaksanaan. Dimana harus kita jadikan sebuah pemahaman bersama, pendidikan yang layak itu hak semua anak tanpa terkecuali. Dari anak menteri sampai anak petani, dari anak presiden sampai anak pengamen,” tuturnya.

Angka Putus Sekolah (APS) bisa menjadi salah satu indikator bahwasannya karsa Bogor Cerdas dalam Program Pancakarsa belum terlaksana dengan baik.

“Adapun hal tersebut seharusnya membuat kita sebagai masyarakat Kabupaten Bogor untuk terus berperan aktif menjadi mitra stratetegis ataupun mitra kritis bagi Pemkab agar program Pancakarsa bisa segera terasa manfaatnya bagi seluruh rakyat Kabupaten Bogor,” pungkasnya.

Exit mobile version