Kota Bogor, BogorUpdate.com
Program Gebrak Masker se-Indonesia Bogor Bermasker dilaunching Rabu (19/8/20). Hal itu sebagai kampanye masif AKB dan Implementasi Protokol Kesehatan untuk menekan penularan virus covid-19 yang hingga saat ini masih tinggi.
Dalam kegiatan tersebut, Pemkot Bogor menggandeng 2.000 relawan yang terdiri dari para anak muda, komunitas dan asosiasi untuk turun ke lapangan langsung mengkampanyekan protokol kesehatan dan membangun kesadaran warga.
Menurut Bima, untuk memutus rantai penularan Covid-19 saat ini tidak cukup hanya dengan 3M (Mencuci tangan, Memakai masker, dan Menjaga jarak).
“Penularan tidak hanya dari import case (luar kota) saja, namun sudah masuk hingga ke penularan di rumah tangga atau transmisi lokal,” kata Bima.
Strateginya lanjut Politisi PAN itu, juga harus selalu beradaptasi dan berubah. Jika sebelumnya hanya mengkampanyekan 3 M, sekarang tidak cukup. Karena awalnya penularan hanya dari import case (luar kota)
“Sekarang peringkat pertama adalah transmisi lokal atau penularan di rumah tangga, kurang lebih sebesar 29 persen,” katanya.
Kedepan kampanye yang ada akan dilengkapi dengan edukasi membersihkan diri setelah beraktivitas diluar sebelum masuk ke dalam rumah.
Pasalnya, saat ini ada 34 keluarga yang menjadi sumber penularan dengan 129 kasus positif Covid-19. Bahkan, ada satu keluarga dengan jumlah positifnya mencapai 35 orang.
“Ini tidak bisa dianggap enteng, situasi yang ada semakin tidak aman. Ini menjadi satu hal yang ironis saat angka penularan Covid-19 naik, sementara kedisiplinan warga turun,” ungkap dia.
“Melalui kampanye ini kita gedor, kita gebrak dan kita gencarkan dan kita buat warga sadar bahwa situasinya masih perang dan gawat,” tegasnya.
Menurut Bima, meningkatnya jumlah terkonfirmasi positif Covid-19, salah satunya karena masifnya swab test yang dilaksanakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor.
Hingga saat ini jumlahnya sudah mencapai 10 ribu lebih dan diharapkan target yang dicanangkan segera tercapai, yakni 11 ribu.
“Mari kita rapatkan barisan, semua turun, OPD berbagi tugas disesuaikan dengan porsi masing-masing, edukasi secara informal dan ada yang porsinya represif,” tandasnya.
(As/bing)