Bogor RayaHomeNewsTekno

Peneliti IPB University Ciptakan Dua Inovasi Alat Deteksi Covid-19, Ini Namanya

Teknologi, BogorUpdate.com
Para peneliti IPB University berhasil menciptakan dua inovasi alat deteksi Covid-19, diberi nama Inventpro Reverse Transcriptase (RT) Enzyme dan IPB ELISA Kit: Antibodi Covid-19.

Hal ini sejalan dengan perjuangan yang sedang berlangsung melawan Covid-19, sehingga mendorong para peneliti untuk datang dengan inovasi baru untuk meningkatkan efisiensi deteksi virus, termasuk deteksi titer antibodi pasca pajanan.

Inovasi ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran vaksinasi terhadap virus Covid-19 dengan menyediakan metode evaluasi kemanjuran vaksin yang terjangkau menggunakan metode deteksi antibodi ELISA serta RT-PCR.

Sebelum inovasi tersebut tercipta, Indonesia bergantung pada impor alat deteksi Covid-19 yang harganya relatif mahal. Kit ELISA IPB dan Enzim Inventpro RT memungkinkan Indonesia menurunkan biaya alat deteksi ini dan mencapai kemandirian dalam memerangi virus. Tim peneliti kit ELISA IPB dipimpin oleh Dr Huda S Darusman, DVM yang merupakan Kepala Peneliti Pusat Penelitian Primata IPB University di bawah Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat. Dr Huda menjelaskan, alat pendeteksi ini dibuat menggunakan bahan biologis dari dua komponen virus yaitu Protein N dan Antigen Recombinant Protein N (nucleocapsid), serta RCD (Receptor-binding domain) Recombinant Protein dari virus SARS-COV-2. Pengembangan prototipe kit antibodi Covid-19 kemudian dilakukan. Enzim Inventpro RT dibuat oleh Dr Joko Pamungkas DVM, MSc, Dr Uus Saepuloh, SSi, Mbiomed, dan Dr Diah Iskandriati DVM, bekerja sama dengan PT Biomedical Tehcnology Indonesia. Produk ini mensintesis rantai DNA dari rantai RNA dan memungkinkan peneliti untuk menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) yang menggandakan DNA ke jumlah yang dapat dideteksi, juga dikenal sebagai Reverse Transcriptase – Polymerase Chain Reaction. Kedua invensi tersebut akan digunakan untuk pasien setelah vaksinasi dan pasca pajanan Covid-19 untuk mengevaluasi secara jelas respon pasien terhadap vaksin atau pajanan alami di Indonesia.

Data yang dikumpulkan dari tes deteksi ini dapat dipertimbangkan dalam merumuskan strategi vaksinasi nasional yang lebih baik. Rektor IPB University, Prof Arif Satria menyatakan, dengan diluncurkannya inovasi-inovasi tersebut, IPB University semakin melebarkan sayapnya dari bidang pertanian ke bidang kesehatan dan biomedis. Untuk memfasilitasi tuntutan masyarakat, Fakultas Kedokteran Hewan bertransformasi menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Biomedis. Prof Arif menyampaikan bahwa kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dan transformasi ini merupakan bagian dari upaya IPB University untuk menghubungkan bidang kesehatan dengan sumber daya lokal. Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi RI, Dr Paristiyanti Nurwardani, menyambut baik inovasi IPB University dan mengapresiasi pencapaian universitas baru-baru ini dalam memenangkan dana pendamping KEDAIREKA dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. KEDAIREKA mendanai kerjasama antara perguruan tinggi dalam penelitian dan inovasi dengan industri terkait. Pendanaan ini akan memungkinkan IPB University untuk memperluas inovasinya dengan kolaborasi industri.

Exit mobile version